Laman

Rabu, 04 Desember 2013

LAPORAN ANFISMAN SUHU TUBUH



SUHU TUBUH

I.         Tujuan

Memahami mekanisme pengaturan suhu tubuh dar factor – factor yang mempengaruhinya.

II.         Teori

Suhu adalah properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin. Objek suhu rendah dingin, sementara berbagai tingkat suhu yang lebih tinggi yang disebut sebagai hangat atau panas. Suhu menunjukkan derajat panas benda. Semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Dalam hal tersebut adalah tubuh, berarti suhu menunjukkan derajat panas tubuh.

Suhu tubuh dari hari kehari selalu konstan kecuali terjadi demam. Terdapat mekanisme dalam tubuh untuk mempertanyakannya agar konstan walaupun dipengauhi oleh cuaca yang ekstrim, aktifitas dan lain –lain. Suhu tubuh rectal umumnya lebih 1c disbanding suhu oral. Mekanisme pengaturan suhu tubuh dilakukan oleh hipotalamus dan perangai pengaturan suhu tubuh. Bila suhu tubuh interna terlalu tinggi, isyarat dari area preoptika otak memberikan kesan psikis terlalu panas. Bila tubuh terasa dingin, isyarat dari kulit dan mungkin dari reseptor perifer menimbulkan perasaan dingin yang tidak enak. Oleh karena itu orang membuat peyesuaian lingkungan untuk memberikan rasa nyaman.

Makanan yang masuk ke dalam tubuh memengaruhi proses metabolisme sel tubuh. Proses tersebut bisa berlangsung cepat jika makanan yang masuk tergolong merangsang. Misalnya, makanan pedas atau makanan bersuhu tinggi. Jika proses metabolisme sel tubuh berlangsung cepat, suhu tubuh meningkat. Sitokin (salah satu protein) pun terpicu muncul. Salah satu bahan yang tergolong sitokin adalah kalikrein. Bahan itu berpengaruh terhadap pelebaran pembuluh darah yang menuju kelenjar keringat di kulit. Dampaknya, keringat pun mengucur keluar.

Adapun suhu tubuh dihasilkan dari :
a.   Laju metabolism basal ( basal metabolism rate, BMR ) di semua sel tubuh.
b.   Laju cadangan metabolism yang disebabkan aktivitas otot ( termasuk kontraksi otot akibat menggigil ).
c.    Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormone tiroksin dan sebagian kecil hormone lain, misalnya hormone pertumbuhan.
d.   Metabolisme tambahan akibat pengaruh epinephrine, norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel.
e.   Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri terutama bia temperature menurun.

Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang membantu suhu tubuh yang konstan antara 36.5oC dan 37.5oC. Suhu tubuh normal manusia akan bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah dibanding saat kita sedang bangun atau dalam aktivitas. Dan pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar 37o C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar 36.5o C sedang di rectum (anus) sekitar 37.5o C.

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer.

Yang mempengaruhi suhu tubuh adalah :
Ø Kecepatan metabolism basal
Kecepatan metabolism basal tiap individu berbeda – beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolism.

Ø Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolism menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapt mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk di metabolism. Hampir seluruh metabolism lemak cokelat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi oleh stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang menyebabkan metabolisme.
Ø Hormon Tiroid
Fungsi hormone tiroid adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh seingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhu laju metabolism menjadi 50 – 100 % diatas normal.

Ø Demam ( Peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat enyebabkan peningkatan metabolism sebesar 120 % untuk tiap peningkatan suhu 10°c.

Ø Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolism sebesar 15 – 20 %. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.

Ø Hormon kelamin
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3o – 0,6°C di atas suhu basal.

Ø Status Gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

Ø Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3o – 40,0 °C.

Ø Gangguan Organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

Ø Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Dalam penjelasan mikroskopis, suhu tubuh bervariasi dengan kecepatan partikel fundamental yang mengandung, pangkat kedua. Oleh karena itu, suhu yang terkait langsung dengan energi kinetik rata-rata partikel yang bergerak relatif terhadap pusat koordinat massa untuk objek tersebut.

Makroskopik, suhu menceritakan kecenderungan materi untuk mentransfer panas dari panas ke dingin badan. Cara langsung penginderaan ini adalah dengan menyentuh materi dan memutuskan apakah itu panas, hangat, atau dingin. Termometer tepat tindakan suhu dan menunjukkan nilai numerik untuk sifat fisik temperature.Many bahan termasuk fase (padat, cair, gas atau plasma), kepadatan, kelarutan, tekanan uap, dan konduktivitas listrik tergantung pada suhu. Suhu juga memainkan peran penting dalam menentukan laju dan sejauh mana reaksi kimia terjadi. Ini adalah salah satu alasan mengapa tubuh manusia memiliki mekanisme yang rumit beberapa untuk menjaga suhu di 310o K, karena suhu hanya beberapa derajat lebih tinggi dapat mengakibatkan reaksi yang berbahaya dengan konsekuensi serius. Suhu juga mengontrol radiasi termal yang dipancarkan dari permukaan. Salah satu aplikasi dari efek ini adalah bola lampu pijar, di mana filamen tungsten yang dipanaskan dengan listrik sampai suhu di mana jumlah yang signifikan dari cahaya tampak yang dipancarkan.

Memahami konsep pengaturan suhu tubuh sangat berguna baik dalam hal penelitian atau pun dalam persoalan klinik, seperti mengatasi demam, persoalan pemberian hipotermik pada kasus pembedahan (bedah jantung), terapi pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (heat stroke), atau pada kasus kedinginan yang ekstrem.

Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh relatif konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan. Urgensi diperhatikannya suhu tubuh pada manusia adalah berhubungan dengan reaksi kimia di dalam tubuh kita. Misalnya, kenaikan suhu 10˚C dapat mempercepat proses biologis 2-3 kalinya.

Suhu inti (core temperature) manusia berfluktuasi sekitar 1˚ Celcius dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari sekitar jam 4 sampai jam 6 pagi, dan mencapai puncaknya pada sore hari sekitar jam 2 sampai jam 3 sore.

Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh,dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme.Keseimbangan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus.

Produksi panas dalam tubuh manusia diakibatkan oleh:
1.   Metabolisme: metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh saat istirahat.
2.   Gerakan volunter: aktivitas otot selama latihan membutuhkan tambahan energi.
3.Menggigil: respon tubuh terhadap suhu yang berbeda dalam tubuh.

Pembuangan atau pengeluaran panas dapat terjadi melalui proses:
1.   Radiasi: proses pengeluaran panas melalui gelombang electromagnet
2.   Konveksi: proses penyebaran panas karena gesekan antara daerah yangkepadatannya tidak sama.
3.   Evaporasi: proses perubahan cairan menjadui uap.
4.   Konduksi: proses pemindahan panas kepada objek lain melalui kontak langsung.

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
1.   Usia:Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas meningkatseiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi suhu akannormal setelah anak mencapai pubertas.Lansia sensitif terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme kontrolsuhu (terutama kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan,penurunan aktivitas kelenjar keringat, penurunan metabolism.
2.   Olahraga:aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme lemak dankarbohidrat.
3.   Kadar Hormon:suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria.
4.   Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama periode 24 jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari.
5.   Stres:stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persyarafan.
6.   Lingkungan:mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar.

Suhu tubuh akan terganggu akibat:
1.   Demam: mekanisme pengeluran panas tidak mampu mengimbangi produksipanas. Demam terjadi karena perubahan set point hipotalamus.
2.   Kelelahan akibat panas: terjadi apabila diaforesis yang banyak mengakibatkankehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih.
3.   Hipertermia: peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuantubuh untuk mengeluarkan panas.
4.   Heat stroke: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama.
5.    Hipotermia: pengeluaran panas akibat terpapar suhu dingin.

Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:
1.   ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit.
2.   anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit.
3.   mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit

Adapun suhu tubuh normal menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut:

Usia
Suhu (derajat celcius)
3 bulan
37,5
6 bulan
37,5
1 tahun
37,7
3 tahun
37,2
5  tahun
37
7 tahun
36,7
9 tahun
36,8
11 tahun
36,7
13 tahun
36,6
Dewasa
36,4
> 70 Tahun
36,0

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk dapat mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh akan dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37˚C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.

III.         Alat dan Bahan
·      Termometer
·      Alkohol 70 %
·      Kapas
·      Air Es
·      Gelas

IV.         Prosedur

1.      Posisi Badan Terbaring
v  Termometer ditempatkan (yang telah dibersihkan dengan alcohol)
        Dibawah lidah, mulut ditutup. Setelah 5 dan 10 menit pembacaan thermometer dilakukan.
v  Kini bernafaslah 2 menit melalui mulut terbuka, lalu dilakukan lagi pembacaan setelah 5 dan 10 menit.
v  Berkumur dangan air es, ditempatkan kembali thermometer dibawah ketiak lengan membujur pada sisi badan. Pembacaan dilakukan setelah 10 menit.






V.         Data hasil pengamatan

5 menitdibuka
10 menitditutup
C
C


Suhu dibawah lidah pada saat mulut dibuka dan ditutup

5 menit
10 menit
C
C


Suhu dibawah lidah pada saat mulut dibuka

5 menit
10 menit
C
C
Suhu pada saat kumur-kumur dengan air es

5 menit
10 menit
C
C


Termometer diketiak tanpa melakukan aktifitas
5 menit
10 menit
C
C



Termometer diketiak ketika sudah melakukan aktifitas

VI.         Pembahasan

Suhu normal dipertahankan dengan imbangan yang tepat antara panas yang dihasilkan dan panas yang hilang dan hal ini dikendalikan oleh pusat pengatur panas didalam hipotalamus yang sangat peka terhadap suhu dari darah yang melaluinya dan yang bekerja sebagai themostat.
Panas dihasilkan oleh aktifitas metabolic didalam otot tulang dan hati. Glikogen yang tersimpan didalam hati diubah menjadi glukosa yang dapat digunakan dan dioksidasikan dengan akibat bahwa panas dihasilkan. Untuki memperthanakan produksi panas yang normal maka diperlukan sejumlah tepat akan bahan bakar. Aktifitas metabolic harus disesuaikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang timbul; misalnya pada kerja aktif atau dalam keadaan istirahat, pemasukan makanan pada waktu makan dan jangka waktu antar waktu makan, reaksi pada emosi seseorang, suhu luar, pakaian yang dipakai, dan sebagainya.
Panas berlebihan biasanya disebabkan kombinasi suhu luar, kegiatan fisik dan keringat tidak sesuai. Kehilangan panas terutama disebabkan aktifitas fungsi kulit. Sejumlah tertentu panas hilang karena pada penguapan air dari paru-paru dan organ ekskresi.
Pelepasan panas dirangsang oleh vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dalam kulit dan oleh pengeluaran keringat; penyimpanan panas oleh vasokonstriksi (penyempitan saluran darah) dan pengurangan keringat. Sebaliknya jika suhu tubuh diturunkan karena vasoknstrik yang berlangsung lama, yang barangkali disebabkan oleh dingin atau kelaparan, maka dapat terjadi gigil dan gemetar kalau otot berkontraksi untuk menghangatkan tubuh.
Dalam percobaan ini pada posisi badan berbaring dalam mulut tertutup dan diberi thermometer untuk mengukur suhu, suhu yang didapat adalah  Dalam waktu 5 menit karena terjadi produksi panas dalam mulut sebab udara pernapasan dalam mulut tidak keluar.

VII.         Kesimpulan

Jadi dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa suhu tubuh dipengruhi oleh keadaan lingkungan, aktifitas sseorang dan keadaan tubuh seseorang. Dalam hal aktifitas, seseorang yang melakukan banyak aktifita suhu tubuhnya meningkat dibandingkan dengan yang tidak melakukan aktifitas. Dan juga pengamatan suhu pada saat mulut dibuka lebih turun dibandingkan pada saat pengamatan suhu dengan mulut tettutup. Hal ini menunjukan bahwa keadaan di lingkungan pun turut serta dalam mempengaruhi suhu tubuh.


VIII.         Daftar Pustaka

1.         Evelyn, C Pearce.2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
2.         Kimball, W John. 1983. Biologi. (Penerjemah: Siti Soetarni, Nawangsih Sugiri) Bogor: Pernerbit Erlangga
3.         Setiadi.2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Surabaya: Graha Ilmu




Lampiran
Pertanyaan dan jawaban

Pertanyaan :
1.      Jelaskan mekanisme pengaturan tubuh?
Jawab:
Pertama-tama kulit menerima rangsangan dari sekitarnya lalu di sampaikan oleh reseptor perifer kepada hipotalamus,lalu hipotalamuslah yang memberikan perintah kepada tubuh untuk mengatur suhunya

2.      Pada keadaan demam, bagaimana cara tubuh untuk mengembalikan suhu tubuh ke dalam keadaan normal ?
Jawab:
Tubuh melakukan gerakan kontraksi pada kelenjar keringat yang berfungsi untuk memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaan kulit yang digunakan sebagai sistem pendingin tubuh yang paling efektif.

3.      Apakah ada pengaruh usia, kelamin, bobot badan dan suhu kamar pada suhu tubuh manusia ?
Jawab:
Tentu saja ada,pengaruh suhu tubuh dengan kelamin contohnya,suhu tubuh pria lebih tinggi daripada suhu tubuh wanita,hal ini dikeranakan adanya perbedaan luas permukaan tubuh dan juga hormon serta kegiatan. Karena kegiatan kaum pria biasanya lebih menggunakan tenaga daripada wanita






Tidak ada komentar: